Teknik penarikan/pengambilan sample
Probability
Sampling (random sampling)
Non Probability Sampling (non random
sampling)
Probability
Sampling
*
Teknik penarikan sampel,
dimana setiap unsure atau elemen sampling diberi kesempatan yang sama dan
persis sama untuk diikutkan/dipilih dalam sample.
*
Syarat dalam penarikan sample
probabilitas adalah tersedianya daftar anggota populasi atau daftar unsure/elemen
populasi (kerangka sample/sampling frame).
Beberapa
Teknik Probability Sampling:
1. Simple
Random Sampling ( Penarikan sample secara Random/Acak
Sederhana)
Caranya :
Dengan
mengundi elemen/anggota populasi
Dengan
menggunakan tabel angka random
Syarat Acak
Sederhana
Tersedia
kerangka sampling
Sifat
populasi homogen
Populasi
tidak terlalu tersebar secara geografis
2. Systematic Random
Sampling (Penarikan
sample secara sistematik)
Caranya:
1. Melakukan cek
keadaan daftar populasi (kerangka populasi)
2. Menetapkan
jarak/interval
N
I = -----------
n
I =
Interval (5)
N = Jumlah anggota
populasi (100)
n =
Jumlah anggota sampel (20)
3. Menetapkan nomor berapa peneliti akan mulai menghitung (penetapan momor pertama ini
dilakukan secara acak/random)
1, 2, 3, 4 dan 5
4. Anggota sampel berikutnya ditentukan dengan
menambahkan interval pada nomor pertama dan seterusnya
3. Stratified Random Sampling (Penarikan Sampel
Startifikasi)
Caranya:
•
Menetapkan kriteria yang jelas yang akan
digunakan sebagai dasar penetuan strata (lapisan).
•
Dengan dasar kriteria tersebut populasi dibagi
ke dalam sub-subpopulasi (setiap subpopulasi diasumsikan homogen)
•
Penentuan besar sampel pada masing-masing
subpopulasi bisa proporsional bisa pula tidak.
•
Penentuan usnsur bisa simple random/systematic
Syarat Stratified
Random Sampling
Kriteria yang
jelas untuk menstratifikasi
Ada data pendahuluan
mengenai kriteria
Diketahui jumlah tiap
lapisan
4. Cluster Sampling
(Penarikan Sampel Berkelompok)
(Penarikan Sampel Berkelompok)
Teknik ini digunakan
karena mengalami dua permasalahan,
yaitu:
peneliti kekurangan kerangka sampling yang
baik, suatu populasi yang menyebar;
Biaya yang tinggi
untuk menyusun kerangka sampling dan menjangkau setiap elemen sample.
Caranya:
•
Populasi dibagi ke dalam mini populasi-mini
populasi. Mini populasi memiliki karakteristik yang sama dengan populasi
•
Pengelompokan mini populasi ini bisa
berdasarkan pada pengelompokan secara administrasi.
•
Setelah itu menentukan cluster secara random
(bisa dilakukan secara bertingkat misal dari desa menjadi dukuh-dukuh atau
dusun dst)
•
Cluster yang terpilih adalah unit yang berisi
elemen sample final
5. Multistage Sampling
(Penarikan Sampel Secara Bertahap)
(Penarikan Sampel Secara Bertahap)
Hampir sama dengan
cluster, dengan tahap lebih dari satu kali (misal propinsi, kabupaten,
kecamatan, kelurahan/desa dan
seterusnya)
6. Area Sampling
( Penarikan Sampel Wilayah)
( Penarikan Sampel Wilayah)
Cara ini dilakukan
karena populasi tidak dapat kerangka sampling.
Dibutuhkan suatu foto
udara yang jelas dan rinci dari wilayah yang akan diteliti, sehingga dapat
diketahui blok-blok yang ada seperti perumahan, pertokoan.
Teknik penarikan
sample sama seperti penarikan sampel secara bertahap.
II. Non Probability
Sampling
(Non random sampling)
(Non random sampling)
Cara ini dilakukan bila tidak mungkin diperoleh
daftar yang lengkap dari populasi penelitian, sehingga tidak terdapat
kesempatan yang sama pada anggota populasi.
Karena itu peneliti tidak dapat membuat
generalisasi atau kesimpulan yang dapat mewakili populasi, hasil analisis hanya
berlaku untuk anggota populasi yang diteliti.
Dengan penarikan sample non probability,
peneliti tidak dihadapkan pada cara-cara
yang rumit.
Beberapa Teknik Non
Probability Sampling
1. Purposive Sampling (Penarikan Sampel
Secara Sengaja)
Cara ini membutuhkan kemampuan dan pengetahuan
yang baik dari peneliti terhadap populasi penelitian.
Untuk menentukan siapa yang menjadi anggota
sample, maka peneliti harus benar-benar mengetahui dan beranggapan bahwa orang
yang dipilihnya dapat memberikan informasi yang diinginkan sesuai dengan
permasalahan penelitian.
2. Quota Sampling
(Penarikan Sampel Jatah)
(Penarikan Sampel Jatah)
Cara ini mirip dengan
stratified sampling, yaitu dengan membagi populasi ke dalam sub-sub populasi
sesuai dengan fokus penelitian.
Penarikan sample
jatah dilakukan bila peneliti tidak dapat mengetahui jumlah yang rinci dari
setiap strata populasinya.
3. Snow-ball Sampling
(Penarikan Sampel Bola Salju)
(Penarikan Sampel Bola Salju)
Cara penarikan sampel
ini dimulai dengan jumlah yang sedikit akhirnya menjadi banyak, dengan beberapa
tahap.
Pertama, menentukan
satu atau beberapa orang untuk diwawancarai.
Selanjutnya
orang-orang tersebut akan berperan sebagai titik awal penarikan sampel
selanjutnya.
Salah satu
kelemahannya adalah sampel yang pada tahap berikutnya adalah orang-orang
terdekat (peer group). Karena itu orang pertama dipilih lebih dari satu.
4. Sequential Sampling
Penarikan sample ini
dimulai dengan pengambilan sample dalam jumlah kecil, kemudian data dianalisis.
Jika hasilnya masih
diragukan, maka sample diambil yang lebih besar dan seterusnya.
5.
Accidental/Haphazard Sampling (Penarikan Sampel
Secara Kebetulan)
Penarikan sample ini
dilakukan dengan cara memilih orang
yang kebetulan ditemui.